Sidiknews.id, Soppeng – Gelombang aksi protes kembali menggema di Kabupaten Soppeng. Senin (1/9), ratusan orang yang menamakan diri sebagai Aliansi Masyarakat Soppeng Menggugat (AMSM) turun ke jalan dan menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD di Jalan Salotungo, Kecamatan Lalabata.
Aksi tersebut merupakan bagian dari rangkaian unjuk rasa serentak yang juga terjadi di sejumlah daerah lain, termasuk Jakarta.
Massa yang digerakkan oleh HMI Cabang Soppeng mengusung dua isu utama. Pertama, mereka menolak besarnya tunjangan yang diterima anggota DPR. Kedua, mendesak percepatan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
Koordinator lapangan, Muhammad Zakil, menegaskan bahwa suara yang mereka bawa mewakili keresahan publik. “Kami ingin agar wakil rakyat mendengar suara masyarakat. Tunjangan DPR terlalu tinggi. RUU Perampasan Aset juga harus segera disahkan,” ujarnya.
Tak hanya di DPRD, rombongan AMSM sebelumnya juga menggelar aksi di depan Mapolres Soppeng. Mereka menuntut aparat mengusut tuntas kasus meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob dalam aksi di Jakarta pada 28 Agustus lalu. Bagi massa aksi, peristiwa tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.
Menanggapi aksi tersebut, Ketua DPRD Soppeng Andi Muhammad Farid langsung menemui peserta demonstrasi. Ia menekankan bahwa pihaknya siap menyerap serta meneruskan tuntutan masyarakat.
“Tuntutan teman-teman ini sebenarnya sinkron dengan arahan pusat, khususnya bagi kami di Golkar. Semua aspirasi akan kami evaluasi dan teruskan,” kata Andi.
Namun ia juga menegaskan, keputusan terkait tunjangan DPR maupun pembahasan RUU berada di level provinsi dan pusat.
Aksi AMSM berakhir dengan damai, tetapi pesan mereka jelas: tuntutan rakyat tak boleh lagi diabaikan, dan nyawa manusia tak boleh kembali menjadi korban dalam perjuangan menyuarakan keadilan.
Penulis: (Ap)
